Posts Tagged ‘sajak’
such boredom #haiku
Posted: 28/08/2015 in PuisiTags: Buddhism, concrete poetry, haiku, puisi, Puisi Indonesia, sajak, Sastra Indonesia, Saut Situmorang, such boredom, visual poetry, zen
andung andung petualang
Posted: 12/05/2013 in PuisiTags: andung-andung, Batak, puisi, sajak, Sastra Indonesia, Saut Situmorang
”kalau kau pergi, anakku
siapa lagi kan menghibur hati ibu?”
matahari panas
angin berhembus panas
bus tua meninggalkan kota
aspal jalanan melarikannya selamanya
”kalau kau pergi, anakku
siapa lagi kan menghibur hati ibu?”
kota berganti kampung
sawah berganti gunung
anak lelaki dekat jendela
lagu petualang jadi hidup di darahnya
”kalau kau pergi, anakku
siapa lagi kan menghibur hati ibu?”
kampung menjelma kota
gunung gunung kembali rumah rumah
begitulah berhari bermalam
makin jauh anak dalam perjalanan tenggelam
”kalau kau pergi, anakku
siapa lagi kan menghibur hati ibu?”
menyebrang laut menyebrang pulau
beribu gunung kota terlampau
di negeri sebrang di negeri baru
anak melangkah masuk hidup perantau
o jakarta metropolis pertama
dongeng yang jadi silau mata
makin sayup kini suara ibu
dalam hiruk pikuk karnaval aspal hitammu
jakarta membuatnya gelisah
jakarta bukan tujuan hidupnya
jogja yang jauh
tak sabar mimpinya menunggu
tak ada yang lebih romantis
dari sosok stasiun kereta tua yang manis
lengking kereta dan derit roda besinya
membuat sang anak tak ngantuk matanya
gambir, cirebon, kroya…
lalu jogja bersama pagi tiba
dingin semen lantai dan sapa tukang becak
tak mungkin terhapus dari kepala sang anak
di atas becak antara koper dan bapak
malioboro menyambutnya ramah dan kompak
jogja tua yang manis
cinta pertama memabukkan liris
medan yang jauh
terkubur bersama suara ibu
gamelan dari radio pinggir jalan
musik upacara ritual perantauan
o tembok benteng kraton yang kokoh
lindungi tidur sang anak perantau
alun alun tamansari
mercusuar di labirin gang gang malam hari
o turis turis manis berdada manis
keluar masuk lukisan batik dan parangtritis
sang anak mabuk sempoyongan tercengang
jiwanya bergetar sekalut goro goro wayang
o hidup bebas seorang petualang
siang sekolah malam di pasar kembang
suara ibu cuma wesel surat surat bulanan
sampai kartu natal bawa berita kematian
sang anak terpukul matanya kabur
lonceng gereja jadi koor tanah kubur
cerita kristus pembawa keselamatan
jadi cerita ibu andung andung petualangan
jogja kota manis romantis
di jantungmu seorang lelaki menangis
kematian pertama yang menggores wajah
suara ibu dicarinya kini dalam kelana tak sudah
1999
Saut Situmorang
*Andung-andung adalah sebuah nyanyian ratapan kematian di kalangan orang Batak Toba. Isinya biasanya kisah hidup yang meninggal dunia dan “dinyanyikan” dalam bentuk performance tunggal di hadapan jasadnya. Kebanyakan lagu pop Batak Toba kontemporer berangkat dari tradisi oral performance ini.
catatan subversif tahun 1998
Posted: 12/05/2013 in PuisiTags: 1998, boemipoetra, puisi, sajak, Sastra Indonesia, Saut Situmorang, Wiji Thukul
-disebabkan oleh Wiji Thukul
kau adalah kemarau panjang
yang hanya membawa kematian
kepada daun, bunga, dan
ikan ikan di sungai
kampung tercinta
karena kau adalah kemarau
maka airmata marah kami akan
menggenangi bumi
jadi embun
naik ke langit jadi awan awan
dan dengarlah gemuruh suara kami
sebagai hujan turun
mengusirmu dari sini!
maret 1998
Saut Situmorang